Kenapa sekarang banyak sekali profesi yang seperti berusaha menjadi “dokter wannabe”? Mulai dari yang sembunyi sembunyi menggunakan jas dokter, kartu nama, akun sosial media, software dokter, bahkan yang terang terangan untuk mendapatkan legalitas hukum praktek sebagai dokter. (SIP seolah-olah dokter, perawat, bidan, apoteker, alternatif) dengan berbagai teori yang cenderung “se-enak udele dewe”

So, kenapa hal ini salah?

Nah, disini baru kita bisa menunjukkan dokter yang sebenar benarnya…

Dokter yang asli, adalah dokter yang memiliki integritas; pengetahuan mumpuni, manner yang baik, sikap dan keputusan yang tenang dan penuh rasa kemanusiaan.

Medicine is the Art and Science of the diagnosis and treatment of the disease and the maintainance of health

*Science* adalah dasar dari kompetensi klinik (ekspertis) dalam bentuk kemampuan membuat diagnosis dan terapi yang benar tentang penyakit, yang sesuai dengan Evidence Based Medicine (EBM), yang juga identik dengan kemampuan memberikan *CURE*

Sedangkan *Art* adalah seni bagaimanan ekspertis yang EBM tersebut disampaikan kepada orang sakit dengan cara yang etis, holistik dan humanistis (*CARE*)

Jadi pelayanan yang baik itu harus merupakan gabungan dari *CURE* dan *CARE* yang proporsional. Makin akut kasusnya, porsi *CURE* lebih besar dan didahulukan. Tetapi pada kasus yang kronis atau terminal, *CARE* lebih diutamakan.

Mengapa fenomena dokter wannabe (“dokteroid”) dianggap berbahaya dan perlu direspon dengan “bijak” oleh dokter yang sesungguhnya?

  1. Manusia itu sangat berharga, penanganan manusia itu haruslah manusiawi, artinya sangat extra hati- hati, tidak asal, kudu ada teori dan bukti klinis yang jelas (evidance base medicine). Sama seperti mobil mewah, untuk servisnya mana mungkin pakai montir abal abal, kan???
  2. Pengetahuan tentang penyakit itu adalah pengetahuan yang sangat kompleks, karena tubuh manusia adalah kompleks dan rumit. Gejala yg sama belum tentu diagnosa dan penanganannya sama. Jadi., bukan sesimple itu dalam tatalaksana penyakit, makan obat, masalah selesai. Bukti bahwa dokter tahu hal sebenarnya yang terjadi dengan penyakit? Ya mesti penjelasan, agar masyarakat paham dan tidak dibodohi sama dokter wannabe (“dokteroid”)
  3. Legalitas hukum, ini yang sedang diangkat, hendaknya dengan adanya tambahan wewenang tenaga medis yang memberikan tatalaksana, ada kewajiban dan hukum yang mengikat secara jelas.
    Dokter dengan mudah dituntut karena secara ekonomis, tuntutan terhadap dokter bisa menargetkan materi, kalau yang lain, jangan harap.

Upaya perlawanan yang mungkin bisa kita lakukan ?

  1. Baca, ulangi, amalkan sumpah dokter dan Etika Kedokteran Indonesia (KODEKI 2012)
  2. Dokter adalah sebuah profesi mulia, bermartabat, berkelas, beretika, disegani, di hormati, dll. Ada prestise dibalik profesi ini, baiknya kita melakukan perlawanan secara elegan, santun, beretika.
  3. Belajar dari sejarah, dokter selalu menjadi tonggak penggerak pemikiran dan perubahan sebuah bangsa, tidak ada pahlawan yang memimpin perang dari dokter, karena kemampuan berfikir dokter merupakan senjata pamungkasnya.
  4. Siapa yang harus kita menangkan opininya? Media kah? Masyarakat kah? Pemerintah kah? Kerahkan semuanya. Seluruh Dokter harus bersatu dalam sebuah program perjuangan, serentak, sepadu, dan sewarna. Bukan untuk memukul, tapi menyadarkan.
  5. Dengan pemerintah, organisasi dan kepala organisasi punya peran penting dalam lobby tentang kebijakan strategis, khususnya untuk pejabat pemerintah dengan basic dokter. Atau sebalikny, kita perlu banyak dokter yang mau masuk dalam pemerintah? -ini sulit, semua pada mau praktek, atau kalaupun sudah dapat posisi, seperti kacang lupa kulit.
  6. Perjuangan di garis terdepan, kembali lagi kepada pelayanan kita ke masyarakat. Tingkatkan service (CARE & CURE), perjuangan kesejahteraan boleh, tapi tidak boleh terekspos, seolah-olah menyombongkan diri. Ingat bahwa ini semua diawali kecemburuan sosial.
  7. Tampil tulus seperti merpati, lihai seperti ular, mungkin sedikit menggambarkan.
  8. Media, pada dasarnya berkepentingan dari segi ekonomis saja. Mana ada kisah yang tidak laku yang dijual oleh media.

Mari kita bangun kisah dokter yang heroik, kita bangun media kita sendiri. Bukan hanya opini opini, tp tentang kisah sejawat kita di berbagai daerah, yang perjuangan hidup dan mati mereka adalah untuk masyarakat.

Mari kita kembalikan citra dokter indonesia kembali menjadi dokter yang baik, bermartabat dan berharga dimata seluruh bangsa Indonesia dan Dunia

Semua bisa memulai dari praktek dan lingkungannya, semua terkoordinir dan terlaksana dengan target yang sama.

Nb :
Dokter Wannabe = kepingin jd dokter, seolah-olah dokter, berpraktek selayaknya dokter padahal bukan dokter, tdk pernah mengenyam Pendidikan Kedokteran

Dari berbagai sumber

dr. Beni Satria, M.Kes
Pengurus PB IDI
Pokja Kajian Pel.Isu Kesehatan PB IDI
Sekretaris MKEK IDI SUMUT
Masyarakat Hukum Kesehatan Indonesia
Kajian Hukum Kesehatan MHKI SUMUT
NPA IDI : 68818

0
Would love your thoughts, please comment.x
()
x